Sabtu, 25 September 2021

Berdaya Literasi Keluarga Dalam karya

 

Berdaya Literasi Keluarga Dalam karya

Oleh

Nurhabibah

 

“ Semua penulis akan mati. Hanya karyanyalah yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakanmu di akhirat nanti”

( Sayyidina Ali Abi Thalib)

 

Ketika kita mendengar sebuah kata keluarga akan terlintas dalam pikiran kita sebuah rumah yang beranggotakan ayah, ibu dan anak. Mereka adalah unit yang paling kecil dalam sebuah masyarakat.  Langkah gerak anggota keluarga sebagai sumber daya sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter akademi setiap anak.  Hal ini berhubungan dengan tingkat emosional, sosial sebuah keluarga. Sosok seorang wanita yang begitu penuh daya dalam mengarungi corak kehidupan dalam sebuah kelurga yang mempunyai peran tiada bandingnya.

Seiring perkembangan teknologi terutama gawai dalam kehidupan keluarga. Teknologi sangat berpengaruh terhadap anggota keluarga. Peran aktif seorang wanita dalam proses tumbuh kembang  anak tak lepas dari pantauanya.

Berbagai sumber informasi dalam genggaman anak-anak. Daya kontrol emosi yang berhubungan kecanduan gawai begitu krisis yang dihadapi seorang ibu. Konten negatif tersebar begitu mudah diakses yang dapat menjadi konsumi keluarga hal ini akan dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Seorang ibu harus dapat memahami perkembangan teknologi dalam penggunaan media digital.  Penggunaan media digital merupakan hal terpenting yang harus di ikuti oleh seorang ibu. Lewat konten-konten digital seorang ibu mulai memberikan literasi yang berhubungan dengan nilai-nilai agama, budaya dan etika peradaban dalam kehidupan bermasyarakat.

Seorang ibu harus mampu mengenalkan konten digital kepada anggota keluarganya. Konten-konten digital ini akan menambah wawasan pengetahuan, keterampilan para anggota keluarga. Lewat konten ini, mulailah membuat goresan-goresan pena bersama anggota keluarga sehingga mampu menghasilkan sebuah karya.

Langkah awal keberdayaan ini hingga menghasilkan karya yang mampu menguatkan wawasan pendidikan dalam keluarga. Secara tidak langsung dapat menerapkan literasi pada keluarga. Kekuatan utama dalam mengembangkan literasi keluarga sebuah aksi peran seorang ibu. Tumbuh kembang literasi berawal dari keasadaran dari anggota keluarga yang terus di pupuk yang menjadi motivasi bagi anggota keluarga.

Lewat literasi seorang ibu dalam membangun budaya membaca akan melahirkan anggota keluarga yang literan. Ketika orang tua menanamkan budaya literasi dalam sebuah keluarga akan secara tidak langsung akan menjadi contoh dalam keluarga. Menanamkan budaya literasi dalam keluarga melewati proses yang panjang seperti tumbuh kembang bayi.

Ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam menanamkan budaya literasi dalam sebuah keluarga. Kekuatan utama adalah bagaimana kita harus mampu mengajak, memotivasi anggota keluarga untuk membaca. Contoh pertama ketika sambil duduk diteras rumah sambil santai, kita mulai mengenalkan pada aggota keluarga tentang sebuah ide. Ide diajukan pada seluruh anggota keluarga, dibahas, dianalisis hingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Sebagai ibu fungsi kita memantau keaktifan anggota sehingga kita dapat melakukan aksi tindak lanjut.

Ibu selalu menginspirasi para anggota keluarga dengan kekuatan hatinya, memancarkan aura motivasi pada setiap anggota keluarga. Mulailah menanamkan waktu-waktu untuk membaca, sehingga membaca merupakan sebuah kebutuhan. Rasa malu anggota keluarga akan timbul ketika tidak membaca. Membaca dalam keluarga dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan santai sambil bermain. Misalnya bisa dilakukan dengan permainan simulasi, permainan ular tangga dan lainnya.

Literasi itu sangat luas cakupannya. Kekuatan seorang ibu mampu mengatur keuangan keluarga. Bagaimana anggota keluarga menggunakan dana keluarga untuk membeli media pendukung literasi. Mulailah menabung untuk literasi dengan memajang buku-buku di rumah sehingga semangat baca semakin timbul dalam diri anggota keluarga.

Anggota keluarag perlu sebuah refresing. Refresing dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ketika anggota keluarga melakukan refresing setiap anggota keluarga akan memberikan narasi akan tempat yang dikunjungi. Mungkin liburannya hanya di sekitar rumah, ke pasar, ke taman, pustaka, toko buku dan lainnya. pengembangan ini perlu untuk mengasah mental anak dikemudian hari. Apa yang dilihat, dirasakan, di ungkapkan dalam sebuah narasi yang begitu menarik. Mulai tahap-tahap inilah anggota keluarga dapat merasakan kekuatan literasi keluarga.  

Kekuatan literasi keluarga berasal dari kekuatan seorang ibu. Berbagai pengalaman yang dilewati dalam tumbuh kembang sebuah keluarga yang perlu di rangkai dalam sebuah anksara yang bermakna yang akan membuka jendela dunia. Rangkaian aksara tersebut akan dibaca, dinikmati oleh para ibu dimana saja berada.

Kita tidak tahu, banyak para pembaca yang begitu membutuhkan goresan aksara yang menginspirasi para pembaca. Kelak akan menjadi sejarah bagi kita untuk di masa akan datang. Ketika kita telah tiada, goresan kita akan diingat para generasi berikutnya. Hati seorang ibu penulis akan menyala sepanjang masa.

Seorang penulis akan tetap hidup walapun telah tiada. Karya membuat kita terkenal banyak orang. Takkala hati melatih rasa, menatap pandangan luas kedepan tentang sebuah daya yang terungkap dalam sebuah karya. Bagaimana sebuah keluarga yang penuh dengan berbagai polemik yang harus dapat dituntaskan oleh seorang ibu. Berbagai karakter keluarganya yang harus diselesaiakannya dengan baik tanpa melihat sisi mananya, semua dipandang dengan senyum.

            Seorang ibu hanya berperan sebagai pendengar yang baik bagi anggota keluarganya. Hasil pendengaran dan rekam jejak anggota keluarga menjadi acuan pembelajaran yang tertuang dalam sebuah goresan literasi. Lewat goresan, cerita yang tergores dalam alunan pena yang panjang penuh arti. Terlihat bagaimana kita membaca goresan berasal dari hati di baca dengan hati penuh inspirasi kaum wanita.

            Hati tak berdaya yang akhirnya akan menjadi sebuah karya. Karya yang berasal dari rumah akan dibaca para kaum wanita sedunia yang menginspirasi para wanita. Seorang wanita begitu tulusnya menggoreskan penanya, bakumpama seorang bayi yang mulai belajar, mulai dari menggerakkan kepalanya, tangan, kaki, menelungkup, merangkak, duduk sampai berjalan. Adakala hati seorang ibu dalam goresannya terasa sumbang alis oleng. Namun terus berpacu tanpa menyerah menggoreskan penanya fase demi fase tahap tumbuh kembang bayi menjadi seorang anak yang mampu berdiri dan berjalan sendiri hingga akhirnya mampu berlari.

            Lewat fase-fase tersebut akhirnya goresan tersebut dapat direvisi hingga akhirnya menjadi yang sempurna. Semua berjalan dengan kehendak-Nya. Lewat karya seorang ibu mampu menginspirasi para ibu di dunia yang terus menyala menyinari kehidupan anggota keluarganya tanpa batas.

#darirumahuntukdunia

#sayebaracatatanperempuanKIP2021

#konferensiibuperempuan2021

#ibuprofesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar