Malam ini suasana
begitu Syahdu, Rabu, 26 Agustus 2020. Sesuai jadwal perkuliahan menulis group
15. Bersama Om Jay dan Ibunda Sri sebagai moderator mulai membuka perkuliahan. Terlihat
jemari Ibunda Sri lincah mengetik menyapa Prof Eko, “Malam Prof Eko bersama
para bapak dan ibu hebat” ucapa Bunda Sri mulai membuka perkuliahan. “Selamat
Malam Bu Sri” Jawab Prof Eko dengan senyum khasnya. Seperti biasa ibunda Sri
memberikan aturan main perkuliahan malam ini selama 2 jam bersama Prof. Eko
sambil membagikan link nyanyian syahdu.
Biasanya para
narasumber memberikan data tentang biografinya. Tetapi malam ini materi di
awali dengan meminta para peserta untuk memberikan pertanyaan.
Memang sebelumnya
saya tidak mengenal Prof. Eko sebab saya hanya mengetahui dari para narasumber
terdahulu. Akhirnya timbul penasaran membuat saya mencari tahu siapa sebenarnya
Prof. Eko Indrajit. Akhirnya saya mulai berselancar akhirnya saya memukan sebuah
link : https://www.merdeka.com/richardus-eko-indrajit/profil/
sebuah profil Prof Eko Indrajit.
Prof. Eko
indrajit yang mempunyai nama aslinya Richardus Eko Indrajit
seorang pakar teknologi, yang selalu mengisi seminar-seminar, Prof Eko juga
seorang akademis dan penulis puluhan judul buku serta ratusan jurnal ilmiah
yang telah banyak dipublikasikan tingkat nasional maupun internasiona. Prof Eko
dilahirkan di Jakarta, 24 Januaru 1969. Ia memulai kariri di dunia teknologi
sejak di bangku kuliah. Mahasiswa lulusan ITS ini terus menggali potensi dan
tak pernah berhenti untuk terus belajar dan mencari ilmu, kemudian melanjutkan
pendidikan di Universitas Harvard University, University of the City of Manyla,
Maastricht School of Management, Leicester University, dan London School of
Public Relations.
Berbagai kegiatan dan aktifitas
yang dilakukannnya sekembalinya dari luar negeri. Akhirnya Ia mendirikan sebuah
perusahaan sebuah perusahaan konsultan teknologi informasi independen yanga
membantu banyak perusahaan baik swasta maupun pemerintah.
Dia aktif pula membantu pemerintah dalam sejumlah penugasan. Dimulai dari
penunjukan sebagai Widya Iswara Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), yang
diikuti dengan berperan sebagai Staf Khusus Bidang Teknologi Informasi
Sekretaris Jendral Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Staf Khusus Balitbang
Departemen Komunikasi dan Informatika, Staf Khusus Bidang Teknologi Informasi
Badan Narkotika Nasional, dan Konsultan Ahli Direktorat Teknologi Informasi dan
Unit Khusus Manajemen Informasi Bank Indonesia.
Saat ini ditunjuk oleh pemerintah Republik Indonesia untuk menakhodai institusi
pengawas internet Indonesia ID-SIRTII (Indonesia Security Incident Response
Team on Internet Infrastructure) dan menjadi anggota aktif dari Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP), Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Dewan
Riset Nasional (DRN), dan Dewan Pendidikan Tinggi (DPT).
Selain aktif sebagai konsultan teknologi informasi, suami dari Elisabeth Dhany
Retno Putri ini juga menjadi akademisi di beberapa universitas; Universitas
Indonesia, Universitas Katolik Atmajaya, Bina Nusantara University, Curtin
University of Technology, Universitas Trisakti, Edith Cowan University, dan
IPMI-Monash University. Tak hanya pandai di bidang pendidikan serta
profesional, Richard juga pandai dalam organisasi.
Kini, ia menjabat sebagai Presiden Association of Higher Learning Institution
in Computing and Information Technology Studies dimana ia memimpin lebih dari
700 universitas dan 1.500 program studi di seluruh Indonesia dan President of
International Association of Software Architect.
Seolah tak pernah padam semangatnya, Richard juga telah banyak menelurkan
karyanya. Tercatat lebih dari tiga puluh judul buku dan ratusan jurnal yang
telah dipublikasikan baik nasional maupun internasional.
Riset dan analisa oleh Atiqoh Hasan.
PENDIDIKAN
·
Leicester University, Inggris
·
London School of Public Relations,
Jakarta
·
Maastricht School of Management,
Belanda
·
University of the City of Manyla,
Filipina
·
Applied Computer Science Harvard
University, Amerika Serikat
·
Teknik Komputer Institut Teknologi
Sepuluh November, Surabaya
KARIR
·
Konsultan teknologi informasi
·
Penulis
·
Akademisi
·
Guru besar ilmu komputer ABFI
Institute Perbanas
Prof Eko mulai
membuka perkuliahan dengan memulai berdoa semoga para peserta penulis dalam
keadaan sehat dan tidak kekurangan sesuatu apapun. Secara tidak langsung Prof
Eko mereview apa yang disampaikan oleh para narasumber yang sebelumnya penulis
yang hebat adalah penulis yang dapat menginspirasi dan telah terbukti bahwa
menulis itu mudah termsuk dalam menerbitkan sebuah karya. Semua itu dapat terlaksana
jika mempunyai kemauan seperti pepatah, dimana ada kemauna, di situ ada jalan.
Prof Eko telah
menerbitkan lebih dari 50 buku yang telah dipublikasiakan dalam bahasa
Indoensia bahkan sebagian berbahasa Inggris. Selain itu Prof Eko juga aktif
menulis artikel populer dan jurnal. Berbagai jurnanl yang telah di publishya
dan dibagikan kepada para mahasiswa. Prof Eko mulai menulis semenjak semester 1
di ITS pada tahun 1988. Awalnya Prof Eko menulis karena kesepian jauh dari
keluarga serta orang tua, dan bagaimana kehidupan anak kos kosan. Dengan menulis
akan menciptakan banyak inspirasi dan mempunyai teman-teman dalam sharing serta
dapat berkolaborasi dengan para penulis sehingga mempunyai banyak teman.
Sesuai dengan
bidangnya Prof Eko kebanyakan menulis tentang teknik komputer, artikel
perdananya adalah di muat di majalah mikroda. Sejak kecil Ia sudah mulai
membaca karya sastra Indonesia dan membuat sinopsisnya. Sehingga pada waktu SMA
sebanyak 113 sinopsis telah menjadi karyanya, dan memegang record. Mulai saat
itulah muai membuat karya sastra seperti puisi, pantun, dan gurindam dan hingga
berhasil menggaet seorang istri artis.
Sambil menunggu
pertanyaan, Prof Eko mengirimkan sebuah link https://www.youtube.com/watch?v=nlTroILOLjw.
Menulis bisa saja dilakukan dalam keadaan apapun. Pada tahun 2008 Presiden
Megawati pernah berkata” Tulis apa yang ada di kepalamu. Nischaya pasti ada
manfaatnya bagi sejumlah orang di tanah air” inilah mmebuat Prof Eko terus
menulis. Memiliki seorang ayah seorang penulis walapun menulis karena tuntutan
pekerjaan, hingga menghasilkan karya dimana-mana. Menulis mempunyai banyak
kontribusi bagi kita semua terutama lingkungan sekitarnya dan tidak membuat
kita cepat pikun. Membaca sebuah karya sastra merupakan sebuah keindahan dalam
sebuah kosa kata baru yang sangat terasa dalam hati sehingga dapat menghasilkan
benih-benih karakter yang baik. Pada zaman sekarang anak-anak lebih suka
membaca kisah kepahlwanan tetapi mereka tidak suka membaca buku yang
tebal-tebal. Toko – toko buku sudah banyak menjual kisah-kisah pahlwan yang sangat
menarik.
Dengan motto “Hidup
sederhana dengan cara menabung paling mudah adalah dengan cara membagi” melalui
tulisan dapat memberikan pikiran walaupun sederhana kepada orang lain. dapat di
katakan tabungan berupa jumlah teman dan jejaring yang semakin luas sehingga
dapat mewarnai kehidupan dalam berpikir, sehingga dengan demikian sebuah
cita-cita keliling Indonesia yang dibiayai oleh orang lain dapat terwujud.
Menulis biasanya
dapat dilakukan dalam waktu sebelum tidur, misalnya satu halaman, jika satu
halaman maka jika tiga bulan maka tulisan kita akan menjadi 100 halaman,
setelah itu akan di buat sebuah bunga rampai pikiran sbeelum tidur. Apalagi jika
kita menulis di mana temanya yang paling kita SUKAI dan KUASAI. Dalam menulis
menyusun kalimat memang sulit. Tetapi dengan terus menulis secara tidak
langsung akan mengalir dengan sendirinya, sehingga menimbulkan ketagihan. Menulis
itu merupakan sebuah literasi untuk semua orang, namun bagi yang berbakat akan
menimbulkan karya-karya publikasi best seller, seperti Harry Potter, Lord of
the Rings, dan sebagainya.
Dalam menjadikan
guru melek digital khususnya di daerah terpencil dalam hal ini pemerintah
sedang berusaha keras agar semua daerah yang terpencil terjangkau oleh
internet. Namun kita tidak hanya menunggu saja, kita harus dapat menghasilkan
sebuah karya walaupun kita dalam keterbatasan. Sebab jika kita menunggu dari pemerintah
terlalu lama prosesnya, dapat dikatakan dalam sebuah istilah “Tak ada rotan,
akarpun jadi”. Dalam kesempatan itu juga Prof Eko menampilkan karya-karya guru
hebat yang dapat menulis dalam dua minggu yang sangat menginspirasi bagi guru
Indonesia.
Pada kesempatan
itu juga Prof Eko memberikan bagaimana kita mengadapi keterpurukan. Menghadapi keterpurukan
adalah dengan melakukan intropeksi diri serta dilandasi rasa syukur pada Tuhan
atas nikmat yang diberikan kepada, akan menjadi antibodi dalam tubuh kita. Berbagai
persoalan yang dihadapi akan terlewati sehingga kita dapat move on untuk
berbagi bagi orang lain.
Kita sebaiknya
menulis secara natural. Kita menulis dan setelah itu pelan-pelan kita edit,
jika perlu kita meminta orang lain untuk membacanya. Seperti istilah “Ala bisa
karena biasa” dan “Tak kenal maka tak sayang” lama kelamaan akan menjadi biasa,
walaupun kecil sederhana karya tulisnya akan menjadi terkenal. Semua itu akan
lebih asiknya lagi di buat dalam sebuah blog atau internet sehingga banyak
orang yang akan membaca.
Menulislah mulai
dari hal yang sederhana, bisa melalui blog, catatan kecil. Seperti lagu waktu
kecil Lagu Kasih Ibu. “hanya memberi tak harap kembali. bagi sang surya,
menyinari dunia”. Kita jangan khawatir
dengan tulisan kita, mau di cuekin atau tidak, yang penting kita sudah mencoba
memberi yang terbaik dari diri kita sendiri. Tulisan mau dimuat, atau tidak,
dalam hal ini bukan juga berarti tulisan kita jelek tetapi karena tidak selaras
atau cocok dengan misi penerbit.
Mari kita
tunjukkan karya kita sendiri. Kita harus bisa memotivasi diri sendiri. Jika dalam
pikiran kita susah atau sulit makan semua akan susah. Tetapi optimislah bahwa
kita bisa maka semua akan mudah adanya. Dalam menulis semua memang harus
dipaksa, kalau tidak mau menulis maka tidak boleh menjadi guru. Karena guru
harus memiliki literasi ini hukumnya wajib. Dalam menghindari plagiat, maka
kita harus menulis dengan bahasa kita sendiri, sehingga tidak akan di jumpai
kalimat yang persis sama. Jika memang sama maka kita harus menuliskan sumber
referensinya.
Tanpa terasa
waktu berlalu Prof Eko memberikan pesan terakhir sambil memberikan kalimat
bijak yaitu "If you can dream it, you can do it". Silakan bergabung dalam September ceria
merdeka. Malam ini perkuliahan begitu termotivasi.
siip 👍👍
BalasHapusSekali tepuk dua resume terlampaui. Saya berpikir mau membuat judul itu. Eh, kalah cepat dengan Ibu.
BalasHapusoya mbak...makasih sudah mampir
HapusSekali tepuk dua resume terlampaui. Saya berpikir mau membuat judul itu. Eh, kalah cepat dengan Ibu.
BalasHapusMengapa aku menuangkan ide begitu sulit, ya? Ampun.
BalasHapussemangat pak..makasih sudah mampir
HapusHebatt.. keren dech
BalasHapussuper dech, bu..
BalasHapusmakasih bu,..
Hapus