Berawal dari mimpi, dengan mimpi, kita lebih mengerti, bagaimana keadaan kita di masa depan. Dengan mimpi sebagai tujuan, kita menentukan dari sekarang arah mana yang akan kita tuju untuk mencapai mimpi kita.
Malam ini pertemuan ke-14 Group menulis 15
bersama Om Jay dan sebagai moderator Ibunda Sri Sugiarti yang selalu
menginspirasi para guru-guru dan tanpa lelah selalu berbagi dan menularkan
virus-virus literas yang terus berkembang bagaikan jamur di musim penghujan.
Ibu Ditta Widya Utama, S.Pd seorang guru IPA
di SMP 1 Cipeundeuy, Subang Jawa Barat, lahir di Subang, 23 mei 1990, menikah
dengan Muhammad Kholid, S.Pd dan telah dikarunia seorang anak Muhammad Fatih
Musyfiq. Riwayat pendidikan Ibu Dita sejak SD sampai SMP di Subang, ketika SLTA
Ibu Dita Melajutkan Pendidikan di SMA 1 Purwakarta, selanjutnya melanjutkan
kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Kimia pada tahun 2008 sampai
2012.
Karya-karya Tunggalnya yaitu: Lelaki di Ladang Tebu (2020), sebuah antologi cerpen pendidikan
(silahkan cek Instagram @dittawidyautami untuk
melihat testimoninya), dan Karya Antologinya Jejak Langkah Guru Subang (2019),
Kumpulan best practice, MGMP IPA Subang, Guru di Ladang Ilmu (2019),
kumpulan cerpen karya guru, Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB), Sepenggal
Kisah di Ruang Cipta Pentigraf (2020) – KPPJB, Dari Mata Air Hingga Muara
(2020) , Literasi Subang Bihari dan Berwibawa (Lisangbihwa), Pelangi Jiwa
(2020),kumpulan kisah inspiratif, KPPJB, Pena Digital Guru Milenial (2020) -
kisah para guru blogger, PGRI.Menyongsong Era Baru Pendidikan (2020) - bersama
Prof. Eko Indrajit.
Ibu Dita aktif di komunitas-komunitas
seperti yaitu: MGMP IPA Subang Komisariat Kalijati (Sie. Bidang Kerja Sama dan
Humas). PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), KPPJB (Komunitas Pengajar
Penulis Jawa Barat), Lisangbihwa (Literasi Subang Bihari dan Berwibawa), GLN
Gareulis Jabar Tingkat Kabupaten Subang.
Berawal dari mimpi itulah kalimat pembuka dari
ibu Dita, sebuah kata-kata mutiara yang pernah jadi mimpi bu Dita ketika
kuliah, dengan menulis 100 target mimpi yang ditulis pada sebuah karton besar
dan ditempel di dinding kamar kosnya. Dari
100 mimpinya salah satunya adalah menulis buku. Hari demi hari, satu dmei satu
mimpi itu terwujud, setiap mimpi yang terwujud langsung dicoret dari daftar
agar punya ruang untuk mimpi-mimpi yang baru. Akhirnya semua karena Allah, 100
mimpinya akhirnya terwujud.
Mimpi menulis buku sejak kuliah sudah
terwujud ketika mengikuti kreativitas mahasiswa tingkat jurusan dan meraih
juara dua dengan skor yang berbeda tipis dari perungkat pertama. Bersama teman
mahasiwanya Ibu Dita mulai membuat buku seri “Petualangan Kimia”, buku ini
dibuat sebagai prototipe, namun mimpi menulis buku belum tercoret di atas
karton, tetap masih terus berharap menghasilkan karya buku dalam aktifitas MGMP
dan komunitas literasi.
Aktifitas lainnya bu Dita aktif dalam
kegiatan kepanitian workshop Best Practice yang diselenggarakan MGMP IPA Kab,
Subang. Hasil akhir dari workshop tersebut menerbitkan karya buku, bersama Ibu
HJ Rosidah, M.M.Pd sebagai ketua MGMP IPA Kabupaten Subang, bersama Ibu Suprapti,
S.Pd sebagai penyunting bukunya, hal ini merupakan suatu kebahagian bagi MKGMP
IPA Kabupaten Subang.
Karya Buku Solo pertama pada tahun 2020 selama proses bulan Maret-April 2020 terbit dengan judul Lelaki di Ladang Tebu Lahir. Buku ini merupakan kumpulan cerpen pendidikan yang penuh konflik diambil dari kisah nyata, yang dinarasikan menjadi sbeuah cerpen. Dalam kisah ini menceritakan tentang kisah para murid yang telah menjadi guru kehidupan. Dimana dari sifat baik dan sebaliknya mampu memberikan pembaca pembelajaran yang berarti dalam hidup. Ini merupakan link dari testimoni buku Lelaki di Ladang tebu Lahir : https://www.instagram.com/dittawidyautami/
IKUT
KELAS MENULIS OMJAY
Ibu dita mengikuti kelas menulis Om jay 26
Maret 2020 bergabung dalam grup menulis via WA Grup bersama Omjay dkk. Awalnya
saya masuk gelombang 8 kemudian pindah ke gelombang 7 karena masih ada kuota
untuk 2 orang. Banyak manfaat dan kebahagian yang dapat dirasakan ketika bergabung
di kelas menulis Om jay. Selama kegiatan menulis dengan OM jay berbaai kejutan
dan hadiah yang selalu membuat kebersamaan group menulis ini. konsisten dalam
menulis selalu dijaga dalam setiap hari. Bahkan setiap ada jeda materi, OM jay
selalu mengirimkan foto (ketoprak, kucing, kue kacang, apapun) hal itu
merupakan sebuah bahan untuk dijadikan sebuah tulisan. Pada waktu itu begitu
sebuah kejutan yang dapat ditangkap oleh lisan saya yaitu hadiah kejutan berupa
buku dari PGRI karena salah satu resume yang telah Ibu Dita buat bersama link
berikut : https://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/kisahku-dan-kurma-muda.html?m=1.
Pada suatu hari Ibu Dita mendapatkan sebuah sebuah paket kurma rithob dari KSGN
dan PGRI. Hal inilah yang membuat Ibu Dita tidak berhenti untuk menulis dan
tidak akan pernah untuk mencoret mimpi dalam sebuah kertas karton.
Pada waktu bersamaan Ibu Dita mengikuti
menulis dua buku secara bersamaan, yaitu pertama bersama Prof. Eko Indrajit,
sedangkan ke dua bersama Ibu Kanjeng, Pak Brian dan teman-teman guru blogger
lainnya.
Sebuah karya bersama dengan judul Pena Digital Guru Milenial merupakan sebuah karya ke enam. Pena Digital Guru Milenial buah karya dari 43 penulis guru blogger. Pena Digital Guru Milenial dibawah bimbingan Ibu kanjeng yang luar biasa
BUKU
MAYOR PERTAMA
Senin, 13 April 2020, group menulis angkatan
7 bersama Om jay mendapat materi dari Prof. Eko Indrajit. Prof. Eko Indrajit
yang begitu luwes dalam menyampaikan materi, sikap yang bersahaja, membuat Ibu
Ditta menikmati pemaparan beliau. Hingga kahirnya beliau menyampaikan tantangan
menulis dalam satu minggu. Ketentuan yang diberikan dengan memilih tema yang
ada di channel youtube (Eko Channel): https://www.youtube.com/channel/UCa3LCo2Zjy_h_NaWz1V2jOw.
Dalam sekejap para peserta menulis yang
menyatakan siap langsung mengirimkan judul outline buku kepada Prof. Eko.
Bagaimana
Proses Menulis Buku dengan Prof. Eko?
Pada tanggal 15 April 2020, Ibu Dita
mengirimkan judul beserta outline buku kepada Prof. Eko, alhamdulillah di Acc.
Mulailah menulis satu BAB hingga 21 April 2020. Selesai dilanjutkan bimbingan
untuk proses editing. Rahasia dalam menulis buku, jika selesai draf mulai dari
daftar isi hingga daftar pustaka, baru kemudan edit. Kenapa hal ini dilakukan,
karena jika selesai satu bagian kita langsung mengedit, kemungkinan bukunya
tidak akan selesai, atau bisa selesai, tetapi dalam waktu relatif lama. Karena dalam
proses editung-lah yang sebenarnya memakan porsi waktu paling banyak dalam
proses pembuatan buku.
Awalnya penulis pemula 20 irang yang
dipertemukan dalam satu group yang dibuat oleh Prof. Eko. Akhirnya yang hanya 9
orang yang misi menulis buku bisa sampai diterbitkan. Ibu Dita katakan, bahwa
menulis buku dengan prof Eko sama seperti menulis skripsi. Namun sangat
menyenangkan karena Prof Eko begitu ramah dan sabar dalam membimbing.
PADA
MASA BIMBINGAN
Rasa syukur atas waktu dan kesibukannya Prof.
Eko masih menyempatkan diri untuk membimbing para penulis pemula. Bimbingan
dilakukan melalui WA group, google meet dan zoom.
Pada bimbingan pertama, para peserta
mempresentasikan naskahnya masing-masing. Lalu Prof Eko memberi masukan atas
masing-maisng karya untuk direvisi.
Bimbingan kedua, membhaas teknis jadwal
pengiriman naskah ke penerbit, jadwal meeting dengan penerbit.
SAATNYA
PENGUMUMAN 🎉
Tepat 4 Juni 2020 merupakan hari yang mendebarkan.
Inilah hari pengumuman apakah naskah kami lolos atau tidak. Pengumuman ini
dilakukan melalui Zoom yang dihadiri oleh Pak Joko dari penerbit Andi, Omjay
dan tentu saja prof. Eko beserta anak didiknya.
Saat itu, Prof. Eko berulang kali membesarkan
hati kami agar memantapkan hati menerima apa pun hasilnya. Karena dari semua
naskah yang masuk, masih ada yang harus revisi minor, revisi mayor dan ada yang
langsung diterima.
Alhamdulillah, saya bersyukur karena naskah
Menyongsong Era Baru Pendidikan termasuk yang langsung diterima.
PROSES
DI PENERBIT
Sejak pengumuman lulus/tidaknya naskah,
selebihnya proses di penerbit mayor. Editing, layout, dsb.
12 Juli 2020 saya menerima naskah proof.
Naskah yang siap naik cetak tapi butuh dicek untuk terakhir kalinya oleh penulis.
Naskah ini dikirim langsung ke penulis beserta surat perjanjian (kontrak). Dan dikirm
kembali kepada penerbit.
7 Agustus 2020 Ibu Dita menerima foto ini
Dalam video ini dibahas tentang kompetensi
teknologi informasi apa saja yang harus dimiliki guru berdasarkan standar
UNESCO.
MENGAPA
HARUS "MENYONGSONG ERA BARU PENDIDIKAN"?
Bapak dan Ibu yang berbahagia, setiap orang
tentu memiliki tujuan masing-masing dalam menulis.
Bagi saya, menulis itu ada 3 jenisnya :
1. Menulis
untuk mengabadikan momen, Contoh tulisan ini adalah ketika kita menuliskan
kisah saat mendapat hadiah kejutan dari Omjay, saat Bapak/Ibu menjadi pemenang
lomba blog, dsb.
2. Menulis
untuk mengabadikan buah pikiran, Nah kalau ini lebih serius tulisannya. Best
Practice, PTK, artikel ilmiah, atau apa pun yang nulisnya terkadang membutuhkan
referensi lain.
3. Menulis
untuk kebutuhan, Tujuan menulisnya karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi.
Kebutuhannya bisa macam-macam. Misalnya untuk mendapat kesenangan, untuk
menyalurkan hobi, dll.
Kenapa menyongsong Era Baru karena pada waktu
sekarang ada istilahnya generasi Z dan Alpha (Generasi A)sekarang merupakan
generasi.
Baik generasi z (lahir antara 1995-2010)
maupun generasi A (lahir setelah 2010), keduanya merupakan generasi yang dekat
dengan teknologi.
Peserta didik yang kita hadapi saat ini
mungkin ada yang termasuk generasi z atau generasi A. Oleh karena itu, kita pun
sudah barang tentu harus bisa menguasai atau minimal mnggunakan berbagai
teknologi informasi dalam proses pembelajaran.
Meski teknologi hanyalah alat, tapi
memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran bahkan telah menjadi kriteria
kompetensi pedagogi dan profesional bagi seorang guru.
Selain itu, adanya pandemi corona
mengharuskan kita sebagai pendidik untuk mulai menggeser proses pembelajaran
konvensional menjadi pembelajaran-pembelajaran inovatif yang salah satunya
dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Oleh karena itu, kita harus siap Menyongsong
Era Baru Pendidikan.
Buku Menyongsong Era Baru Pendidikan ibarat
appetizer (hidangan pembuka) dalam suatu jamuan makan yang berfungsi merangsang
nafsu makan sebelum hidangan utama (Main Course) dinikmati.
Suguhan yang terkandung dalam buku ini,
diharapkan mampu meningkatkan semangat Bapak dan Ibu untuk mengembangkan
kompetensinya di bidang teknologi informasi yang kemudian dapat diintegrasikan
ke dalam proses pembelajaran.
Kita harus optimis dalam menyongsong era baru pendidikan dimana semua
akses informasi bisa didapat dengan mudah. Kapan saja, dimana saja, dan
oleh/dengan siapa saja.
Proyek Palapa Ring atau istilah lainnya
"Tol Langit" yang dilaksanakan pemerintah semoga menjadi salah satu jalan yang semakin
memudahkan akses teknologi informasi di negara kita yang berbentuk kepulauan.
Apa yang kita tulis, bagaimana gayanya,
isinya, tergantung dari niatan kita menulis. Apakah untuk mengabadikan momen,
mengabadikan buah pikiran, atau untuk memenuhi kebutuhan.
Beberapa
pertanyaan dari Peserta.
Pertanyaan dari Ibu Kanjeng. Bagaimana Proses
Pembuatan buku bersama prof Eko untuk mengumpulkan referensi yang dibutukan./
Apakah menyiapkan buku hunting ke toko buku dan perpus, atu hanya googling dan
bimbingan dari Prof Eko?
Jawaban:
Referensi utama tentu selain dari channel
Prof Eko adalah modul ICT Competency Framework for Teachers yang dikeluarkan
UNESCO (masih berbahasa Inggris). Dengan menelusuri jurnal-jurnal dan
program-program pemerintah, semua itu dilakukan dirumah karena anak Ibu Dita
baru berusia 4-5 bulan.
Pertanyaan
dari: Ibu Endartiningtyas Sulistiyo dari Rembang, Jawa Tengah.
Buku Menyongsong Era Baru Pendidikan
merupakan hidangan pembuka untuk menuju main course/ hidangan utama. Mohon dijelaskan
lebih detil mengapa begitu dan hidangan utamanya itu apa?
Jawaban:
Menu utamanya adalah bagaimana Bapak/Ibu
melakukan pengembangan diri setelah membaca buku ini. Buku ini merupakan
pengembangan kompetensi TIK yang sebaiknya dimiliki oleh seorang guru.
Dengan membaca buku ini, kita bisa tahu saat
ini sudah mencapai level mana.
Tapi manfaatnya akan jauh lebih besar apabila
bapak dan ibu lanjut dengan mengembangkan diri.
Entah itu mengikuti Diklat tentang TIK,
pembelajaran inovatif, apapun yang pada akhirnya menaikkan level kita sesuai
standar UNESCO.
Pertanyaan
dari Ibu Neng.
1.Bisa berbagi cerita Neng, gimana pembimbingan menulis berasa menulis
skripsi?
2. Bolehkah di share outline buku Menyongsong
Era Baru Pendidikan-nya?
Jawaban:
Berasa nulis skripsi karena deadline nya
jelas dan harus presentasi di hadapan Prof. Eko. Tapi yg paling penting karena
ada proses bimbingannya itu Bu.
Outline Menyonsong Pendidikan Era Baru
Dalam proses menulis tentunya Ibu harus
membagi peran, peran seorang Ibu, peran seorang istri, peran seorang guru, juga
peran seorang penulis itu semua tidak Mudah dan saya apresiasi tinggi.
Pertanyaan saya adalah apa arti seorang istri
bagi diri Ibu Ditta?
Jawaban:
Bisa dibilang saya istri yang patut bersyukur
karena menikah dengan pria yang penuh tanggung jawab. Arti seorang istri bagi
saya tentu merupakan makmum dari suaminya. Harus mampu menjaga nama baik suami,
menjaga aibnya. Suasana rumah biasanya tergantung suasana istri. Maka tebarlah
senyum selalu untuk para suami. Bahagiakan ia setelah lelahnya seharian
bekerja.
Pertanyaan
dari Ibu Nina
Jika ada siswa yg belum dapat memanfaatkan
teknologi komunikasi dalam pjj karena satu dan lain hal. Apa yg teteh lakukan.
Karena satu dan lain halnya ini bisa macam macam
ya, Saat PJJ umumnya alat teknologi yg digunakan adalah hp.
Jawaban:
Saat PJJ ini, setelah melalui survei,
ternyata banyak anak yang lebih senang belajar lewat WA. Jadi, saya buat WA
grup besar Bu. Insya Allah untuk WA sudah banyak yg bisa.
Masalahnya mungkin saat ada anak yg blm bisa
mengakses google form, google Classroom, Quizizz, dsb.
Maka yg saya lakukan biasanya menyampaikan
terlebih dahulu step stepnya.
Saya juga membuka kesempatan kepada siswa
bila ingin bertanya langsung lewat wa pribadi (tidak di grup) karena terkadang
ada anak yg merasa malu bertanya di hadapan banyak orang.
Jika blm dapat memanfaatkan teknologi Krn
tidak punya, saya tidak memberatkan.
Saya siapkan modul dan melakukan home visit.
Pertanyaan
dari Pak Etika N
1. apa yang tersulit bagi ibu ketika menulis?
2. Bagaimana membangun konsistensi menulis
ditengah-tengah kesibukan antara kerja dan keluarga?
Jawaban:
Yang tersulit itu bagi saya adalah
menggabungkan ide ide 😄
seperti saat ini, sudah ada ide menulis pentigraf cicak hitam, ada juga rencana
buku solo kedua (insya Allah) bertema you are not alone, ingin nulis kisah kepala
sekolah saat ini, kisah tukang kayu yang tadi sore saya dengar.
Membangun
konsistensinya dengan mengingat prinsip saya
teruslah memberi arti bagi setiap orang yang
kau temui, dalam setiap hal yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau
miliki
Menulis saat anak dan suami beristirahat. Itu
juga salah satu trik saya.
Teknologi
apa yang harus dimiliki oleh guru dalam menyongsong era baru pendidikan?
Teknologi itu sangat cepat per kembangan nya,
dan saya pernah mendengar bahwa pembelajaran akan kondusif menggunakan
teknologi pendidikan apabila siswa dan gurunya sama memahami teknologi dan
produk yang dipakai guru dan siswa sama, bagaimana pendapat ibu
Pendapat ibu bahwa teknologi itu sangat cepat
perkembangannya adalah benar. Dan saya sepakat bahwa pembelajaran akan kondusif
bila siswa dan gurunya sama sama memahami teknologi tersebut.
Teknologi adalah alat. Yang terpenting adalah
bagaimana agar siswa dapat menjadi aktif saat pembelajaran. Di satu sekolah,
pemanfaatan zoom mungkin bisa jadi primadona. Di sekolah lain belum tentu. Ada
yang bisa menggunakan office, ada yang cukup dengan Google Form. Ada yang pakai
LMS, ada yang cukup nonton video YouTube. Apapun teknologi yg digunakan, sebisa
mungkin harus tetap membuat pembelajaran menjadi bermakna.
Namun, meski demikian mempelajari dan
menggunakan teknologi baru seperti Augmented reality (AR) dan virtual reality
(VR), atau aplikasi lain tentu hal yang baik.
Membuat buku di penerbit mayor jadi
pengalaman pertama Bu Ditta. Apa harapannya ke depan untuk menulis buku
berikutnya?
Segmen pasar buku yang Ibu buat ini untuk
pegangan guru dan pemerhati pendidikan.
Oleh karena itu, mari ambil kesempatan
menulis bersama Prof. Eko untuk menulis buku-buku bertema pendidikan.
Sepertinya untuk pertanyaan ini kita semua
sepakat bahwa salah satu jawabannya adalah dengan membiasakan diri membaca
jurnal atau artikel ilmiah.
Apa yang kita tulis, bagaimana gayanya,
isinya, tergantung dari niatan kita menulis. Apakah untuk mengabadikan momen,
mengabadikan buah pikiran, atau untuk memenuhi kebutuhan.
Kesimpulannnya
pertemuan ini:
Saat menulis sebuah buku, tulis saja hingga
akhir baru kemudian edit. Menulis untuk penerbit mayor membutuhkan proses mulai
dari seleksi naskah, proses layout, editing, proofing, cetak hingga pemasaran. Teruslah
memberi arti dan menjadi sebaik baik insan. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
Teruslah memberi arti pada setiap orang yang kau temui. Dalam setiap hal yang
kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki.
Materi, Pertanyaan dan Jawaban dari Narasumber ada disini semua....
BalasHapusKerenn Bu....
Rajin sekali Bu berkunjung juga ya di penacantikrip.wordpress.com
BalasHapusYuk saling mengomentari biar rame blog nya
Resumenya sangat lengkap, semua terekam dg baik
BalasHapusKereenn.. semangat menulis
BalasHapusSesi tanya jawabnya juga ada, keren, ..lanjut terus menulis,salam literasi
BalasHapusWow lengkappp ... Terima kasih atas resumenya, Bu.
BalasHapusmakasih bapak/ibu sudah berkunjung
BalasHapusPokoknya kaya masang tape recorder: kalau lupa datang ke sini.
BalasHapus